keajaiban Tulang Ekor (‘Ajbudz Dzanab)
Ibnu Abdil Bari el ‘Afifi
Asal mula kehidupan bermula dari tulang ekor,
dan darinya manusia kelak akan dibangkitkan
Sebagian besar manusia menganggap tulang ekor yang terletak
di bagian bawah ruas tulang belakang sebagai organ sisa yang tidak memiliki
fungsi berarti. Anggapan ini juga dikuatkan oleh seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman, R Wiedersheim. Pada tahun 1895, ia membuat daftar 100
struktur anatomi tubuh yang dianggap tidak memiliki fungsi tersebut.
Salah satunya adalah tulang ekor. Namun, seiring kemajuan
tekhnologi, fungsi organ tersebut kian terkuak. Tulang ekor menyangga
tulang-tulang di sekita panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa
otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.
Sisi ajaib tulang ekor ini pun telah ditemukan. Adalah Han
Spemann, ilmuwan Jerman yang berhasil mendapatkan hadia nobel bidang Kedokteran
pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula
kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah makhluk hidup bermula.
Dalam penelitiannya, ia memotong tulang ekor dari sejumlah
hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio-embrio lain. Hasilnya,
tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah.
Untuk itulah Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer”
atau pengorganisir pertama.
Pada saat sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan
janin dimulai. Ketikaovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel
dan terus berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio)
yang memiliki dua lapisan. Pertama, External Epiblast yang terdiri dari
cytotrophoblasts, berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan
menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.
Sedangkan lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan
janin pertama kalinya. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian
belakang embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (gumpalan
sederhana).
Dari sinilah beberapa unsure dan jaringan, seperti ectoderm,
mesoderm, dan endodermterbentuk. Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf
pusat. Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot
skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan
sistem urine (selain kandung kemih), jaringansubcutaneous, sistem limpa, limpa
dan kulit luar. Sedangkan, Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive,
sistem pernafasan, organ-orang yang berhubungan dengan sistem digestive
(seperti hati dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan
saluran pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai tulang
ekor.
Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor
tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam
waktu yang sangat lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba
mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan
embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder
pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian
rupa, tulang ini tidak ‘hancur’.
Dr. Othman al Djilani dan Dr. Othman al Djilan juga
melakukan penelitian serupa. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua
memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selam sepuluh menit. Tulang pun
berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki
Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al
Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University,
ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan
sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.
Quote:
Lebih dari itu, –dan ini yang terpenting-, ‘ajbu dz-dzanab,
atau tulang ekor –sari rikadatu atau relix dalam bahasa Hindu-Budha-,
berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini,
Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di
al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”,
tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga
meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan
mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau
hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin
bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan
seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya. Dalam tradisi hindu-budha,
mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang dicari
setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat apa warna
tulang ekornya; putih atau hitam. Pak Jamil pun menjelaskan bahwa sekira tahun
2004 ada pameran tulang ekornya Shidarta Gawtama. Tulang ekornya Shidarta
Gawtama putih bening bersih, ini karena energy positif yang dilakukan oleh
Shidarta Gawtama banyak. Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak
akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta,
dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar amal-amal mereka. Ajaibnya,
ini semua sudah disabdakan oleh Nabi berpuluh abad yang lalu.
Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan
pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah
pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian pertama yang
tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama
yang terbentuk pada minggu ketiga”. Hal ini membuktikan kebenaran sabda
Rasulullah Saw, “Dari tulang ekorlah kalian akan dibangkitkan.”
Sumber : http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1400327
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon